Senin, 28 Juli 2008

Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah

Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah
Penulis: Eddy Fadlyana

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua SibukTahun ajaran baru selalu membuat orang tua menjadi sibuk. Selain mencari sekolah yang dianggap baik, juga biaya yang semakin mahal dan anak juga harus disiapkan kemampuannya bahkan sampai ada Taman Kanak-kanak (TK) yang melakukan tes masuk untuk calon murid-murinya. Sebagian orang tua menganggap hal tersebut merupakan aturan yang berlebihan, sebagian menganggap biasa bahkan tidak jarang pada anak play group diberikan tugas di rumah (PR) agar kelak siap masuk taman kanak-kanak.

Sebetulnya apa yang dimaksud anak sudah siap sekolah tersebut? Jika orang tua mengetahui kemampuan apa yang harus dimiliki anak sebelum masuk sekolah tentunya hal tersebut akan mem- bantu setiap orang tua untuk mempersiapkan dan dapat mengamati sendiri anaknya apakah sudah siap untuk sekolah.

Pada saat anak mulai memasuki bangku sekolah dengan keadaan siap untuk belajar, mereka lebih mudah untuk berhasil mengikuti pelajaran di sekolah. Di Amerika, guru-guru TK melaporkan sedikitnya setengah anak didiknya mempunyai masalah pada saat memulai pendidikan, termasuk didalamnya kesulitan mengikuti perintah, rendahnya kemampuan akademik dan atau kesulitan ber aktivitas secara mandiri.

Masa sebelum masuk sekolah merupakan periode sampai usia 5 tahun (Balita). Mereka merupakan generasi penerus bangsa yang perlu perhatian, karena awal kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan. Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita lebih plastis. Plastisitas otak ini mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, berarti otak balita lebih terbuka untuk belajar dan diperkaya. Sedangkan sisi negatifnya adalah otak balita lebih peka terhadap lingkungan, terutama lingkungan yang tidak mendukung termasuk kemiskinan dan stimulasi yang kurang. Sehingga masa ini disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period), atau "jendela kesempatan" (window of opportunity) atau "masa kritis" (critical period). Berhubung masa ini tidak berlangsung lama, maka anak harus mendapat perhatian yang serius pada awal kehidupannya, yaitu: gizi yang baik, stimulasi yang memadai, mengeliminasi faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak, juga deteksi dini terhadap penyimpangan tumbuh kembang.



BATASAN KESIAPAN BERSEKOLAH

Secara konvensional batasan Kesiapan Bersekolah dipandang sempit hanya terbatas pada masalah kesiapan akademik yang terstruktur. Namun demikian berdasarkan penelitian pada perkembangan anak dan edukasi dini, batasan dari kesiapan bersekolah ternyata lebih luas, di dalamnya tercakup kesiapan fisik, sosial dan emosional, termasuk kesiapan secara kognitif.
Terdapat 3 komponen utama untuk kesiapan bersekolah yaitu kesiapan anak, kesiapan sekolah dan kerangka investasi masyarakat.



I. Kesiapan anak
Terdapat 5 aspek utama: dalam kesiapan anak

  1. Kesehatan fisik dan perkembangan motorik:Aspek ini meliputi status kesehatan, pertumbuhan dan kemampuan fisik. Termasuk juga didalamnya kemampuan fisik seperti kemampuan menggunakan otot-otot kecil/ motorik halus dan kemampuan menggunakan otot-otot besar/motorik kasar, hal ini juga terkait pada kondisi selama dan setelah kelahiran.
  2. Perkembangan sosial dan emosional:Perkembangan sosial merujuk pada kemampuan anak untuk berinteraksi secara sosial. Kemampuan adaptasi yang positif terhadap lingkungan sekolah membutuhkan kemampuan sosial untuk saling pengertian dan bekerja sama.
  3. Perkembangan emosional termasuk di dalamnya kemampuan persepsi terhadap dirinya, kemampuan memahami emosi orang lain dan kemampuan untuk mengerti serta mampu mengekspresikan perasaannya.
  4. Pendekatan pembelajaran:Aspek ini merujuk pada kecenderunganmenggunakan keahlian, pengetahuan dan kemampuan. Komponen kuncinya termasuk antusiasme, keingintahuan dan kemampuan menyelesaikan tugas, seperti pola temperamen dan nilai kultural.
    Perkembangan bahasaAspek ini meliputi bahasa verbal dan kemampuan membaca. Bahasa verbal meliputi kemampuan mendengar, berbicara dan perbendaharaan kata. Kemampuan membaca termasuk membaca tulisan, pengertian tehadap suatu cerita dan proses menulis.
  5. Kognisi dan pengetahuan umumAspek ini meliputi kemampuan untuk mengetahui sifat dan benda tertentu dan kemampuan yang didapat dengan mengamati objek, peristiwa atau orang mengenai kesamaan, perbedaan dan hubungannya. Termasuk juga pengetahuan tentang konsep perhitungan.
2. Kesiapan sekolah
Kriteria sekolah yang slap mendukung pembelajaran dan perkembangan anak merupakan sekolah yang mempunyai ciri-ciri:terdapatnya masa transisi antara lingkungan rumah ke lingkungan sekolah.

  • berusaha mempertahankan kontinuitas antara asuhan awal, program pendidikan yang diterapkan dan pendidikan sekolah dasar.
  • menolong anak untuk belajar dan dapat mengerti kompleksitas dunia yang dihadapinya.
  • memiliki kepedulian terhadap keberhasilan yang dicapai oleh setiap anak didik.
  • memperkenalkan dan mengembangkan pendekatan-pendekatan yang telah terbukti berhasil meningkatkan keberhasilan proses belajar.
3. Kerangka investasi masyarakat pada kesiapan bersekolah
Kesiapan bersekolah dari sudut pandang komunitas pada hakekatnya adalah bentuk investasi masyarakat dalam membentuk kualitas masyarakat yang tinggi dikemudian hari. Faktor dukungan keluarga, pola asuh, pendidikan dan faktor lingkungan Iainnya ternyata memberikan pengaruh kuat yang dapat membantu perkembangan anak.


PENILAIAN KESIAPAN BERSEKOLAH

1. Tes Psikologis
Tes psikologis biasanya dilakukan oleh psikolog. Hasil tes ini dapat memberikan informasi bahwa ada sesuatu masalah yang spesifik pada anak, untuk selanjutnya mereka akan mendapatkan intervensi dini dan setelah itu dilakukan evaluasi apakah ada manfaatnya bagi anak tersebut, atau harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.


2. Ceklist Kesiapan Bersekolah

Merupakan alat yang sederhana dan memungkinkan penggunaan secara luas. Orang tua dapat mengetahui secana umum kemampuan anaksebagal prasyarat masuk TK atau sekolah dasar.


Taman Kanak-kanak

  • Mengetahui warna dasar
  • Mengenal beberapa huruf besar
  • Mengenal angka 1-10
  • Menulis nama pertama dengan jelas
  • Menggambar meniru bentuk
  • Dapat menghitung benda satu demi satu
  • Bermain secara kooperatif
Sekolah Dasar
  • Mengetahui alamat dan tanggal lahir
  • Mengenal semua huruf (huruf besar dan kecil)
  • Mengenal suara yang dibentuk oleh suatu kata
  • Membaca beberapa kata sederhana
  • Mengerti konsep "lebih banyak" dan "lebih sedikit"
  • Dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dengan anak lain
  • Mengerti humor

PENUTUP

Pada lima tahun pentama kehidupan, anak mengalami penkembangan yang pesat pada semua bidang perkembangan. Misalnya perkembangan bahasa, kemampuan kognitif, kemampuan mengendalikan emosi, stres dan kemampuan bekerjasama dengan teman sebayanya.
Tercapainya kemampuan perkembangan ini sangat erat kamtannya dengan stimulasi/latihan yang didapat, sedangkan sebagian besar waktu anak bensama keluarga khususnya ibu. Maka sudah sewajarnya seluruh anggota keluarga turut terlibat memberikan Iingkungan yang balk khususnya dalam memberikan nutnisi dan stimulasi sehingga anak balita dapat tumbuh kembang secara optimal.


Semua yang sudah dibicarakan di atas tersebut masih harus kita tambahkan bentuk kegiatan untuk mengenal dengan baik nilai-nilai moral yang ada dalam agama Islam.Sub Bagian Tumbuh Kembang/ Pediatni Sosial FKUP/RSHS, Bandung

Jumat, 25 Juli 2008

Pencegahan dan Pengobatan Diare pada Anak di Rumah

Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata akan mengalami diare 2-3 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya oralit, angka kematian akibat diare telah sangat menurun. Namun demikian, balita yang mengalami gizi kurang masih cukup tinggi, yang antara lain dapat merupakan akibat penyakit diare pada anak. Berikut akan dijelaskan secara ringkas mengenai pencegahan dan pengobatan diare di rumah.

Pola buang air besar pada anak
Pada umumnya, anak buang air besar sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur), “berbentuk” (tinja normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit). Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang air besarnya lebih sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.

Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).

Kapan disebut diare ?

Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.

Gejala yang timbul akibat penyakit diare

Karena terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, pada awalnya anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dan timbullah gejala-gejala: anak tampak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri pada dehidrasi berat. Mata tampak cekung, ubun-ubun cekung (pada bayi), bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis, turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin, dan kencing berkurang. Pada keadaan dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa (menderita asidosis). Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.
Prinsip pengobatan diare

Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan diare adalah:
  • Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
  • Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.
  • Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.

Pengobatan dimulai di rumah ?

Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian. Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini seperti oralit 200 ml, oralit I liter, Oralit-200 dan Pharolit-200 dan juga larutan oralit siap minum seperti Pedialyte dan Renalyte. Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan yang dapat dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin.

Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garam-tajin:

Larutan Garam-Gula
  • Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang.
  • Setelah diaduk rata pada sebuah gelas diperoleh larutan garam-gula yang siap digunakan.

Larutan Garam-Tajin

  • Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan munjung (100 gram) tepung beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter air.
  • Setelah dimasak hingga mendidih akan diperoleh larutan garam-tajin yang siap digunakan.

Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit 50-100 ml (tergantung berat ringannya dehidrasi) per kilogram berat badan dalam 3 jam untuk mengobati dehidrasi dan bila masih mencret oralit terus diberikan seperti di atas, yaitu 10 ml per kilogram berat badan setiap mencret.


Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter? Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.

Kapan dirujuk ke puskesmas atau dokter ?

Anak dirujuk ke puskesmas atau dokter bila:

  • Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat.
  • Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit kurang berhasil.
  • Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor kurang, tangan dan kaki dingin, tidak sadar).

Pencegahan diare

Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Beberapa upaya yang mudah diterapkan adalah:

  • Penyiapan makanan yang higienis
  • Penyediaan air minum yang bersih
  • Kebersihan perorangan
  • Cuci tangan sebelum makan
  • Pemberian ASI eksklusif
  • Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)
  • Tempat buang sampah yang memadai
  • Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
  • Lingkungan hidup yang sehat

Penutup

Diare pada anak dapat menyebabkan kematian dan gizi kurang. Kematian dapat dicegah dengan mencegah dan mengatasi dehidrasi dengan pemberian oralit. Gizi kurang dapat dicegah dengan pemberian makanan yang memadai selama berlangsungnya diare. Peran obat-obatan tidak begitu penting dalam menangani anak dengan diare. Pecegahan dan pengobatan diare harus dimulai di rumah.

Sumber: http://www.idai.or.id/hottopics/detil.asp?q=21

Cara Penggunaan Obat Yang Benar
















Obat merupakan sarana ikhtiar kita untuk mendapatkan kesembuhan, yang pada hakekatnya Dia yang maha kuasalah yang memberikan kesembuhan. Selaian harus tepat indikasi, tepat jumlah, dan tepat pemilihan bentuk sediaan obat, cara pengguanaan obat yang benar juga merupakan salah satu kunci keberhasilan pengobatan.
Dibawah ini diuraikan cara penggunaan obat yang benar menurut bentuk sediaanya. Selalu tanyakan kepada Apoteker Anda ketika memperoleh obat dari Apotek.

Secara Umum Cara Penggunaan Obat yang Benar adalah:

  • Minum sesuai dengan petunjuk / aturan yang terdapat dalam kemasan obat bebas dan bebas terbatas tersebut.
  • Jika penggunaan obat dirasa tidak memberi manfaat, segera ke dokter.
  • Tidak untuk digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
  • Berbagai jenis obat jangan dicampur dalam satu wadah untuk mencegah kekeliruan.
  • Tanyakan kepada Apoteker Anda kemungkinan adanya interaksi antara obat dengan obat lain, obat dengan makanan, obat dengan suplemen atau obat dengan jamu yang pada saat yang sama anda konsumsi.

Obat Oral

  • Jika mendapat kesulitan dalam meminum obat dalam sediaan yang diberikan, hubungi tenaga kesehatan untuk minta sediaan yang sesuai.
  • Ikuti petunjuk tenaga kesehatan, seperti apakah obat diminum, sebelum atau sesudah makan.
  • Jika minum obat dalam bentuk cair, gunakan sendok takar bukan sendok makan.

Obat tetes mata dan salep mata

  • Obat ini termasuk obat steril, maka untuk mencegah kontaminasi, ujung wadah obat jangan terkena permukaan lain dan tutup rapat sesudah digunakan.
  • Cara penggunaan obat ini dimulai dengan mencuci tangan, menengadahkan kepala, menarik kelopak bagian bawah, lalu teteskan / oleskan,tutup mata dan biarkan selama 1-2 menit.
  • Ujung obat tetes mata atau salep mata diusahakan jangan menyentuh mata / kulit.
  • Setelah digunakan,bilas kemudian cuci tangan kembali.
  • Obat yang telah terbuka dan dipakai tidak boleh disimpan > 30 hari untuk digunakan lagi, karena mungkin sudah terkontaminasi kuman.
  • Jangan gunakan 1 obat tetes mata untuk lebih dari 1 orang.
  • Simpan ditempat yang terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangakuan anak-anak.
Obat tetes Hidung

  • Cara penggunaan obat ini dimulai dengan membersihkan hidung, menengadahkan kepala, teteskan obat, tahan posisi kepala selama beberapa menit.
  • Ujung tetes hidung usahakan jangan menyentuh hidung.
  • Bersihkan ujung tetes hidung dengan air panas dan lap dengan tisu.
  • Jangan gunakan satu obat untuk lebih dari 1 orang.
Obat tetes Telinga

  • Ujung wadah sediaan tidak boleh terkena benda lain, agar tidak terkontaminasi.
  • Cara penggunaan obat ini dimulai dengan memiringkan kepala atau berbaring miring, lalu telunjuk diletakkan didepan tragus, dan mendorong ke depan, sedangkan ibu jari dan jari tengah menjepit daun telinga dan menariknya keatas (dewasa) atau kebawah (anak-anak). Kemudian teteskan obat, dan biarkan beberapa menit.
  • Setelah digunakan,ujung wadah cukup dikeringkan dengan tisu, jangan dibilas.
Supositoria

  • Cara penggunaan dimulai dengan mencuci tangan, lalu buka bungkusnya dan lunakkan supositoria dengan cara mencelupkan kedalam air hangat sebentar. Setelah berbaring, masukkan supositoria ke dalam anus dengan jari. Jika supositoria terlalu lunak sebelum digunakan masukkan ke lemari es atau rendam dahulu dalam air dingin.
  • Cucilah tangan setelah memasukkannya.
  • Simpan sisa supp dilemari es, jauhkan dari jangkauan anak-anak.